Thursday, November 24, 2011

Kimia Berbahaya Dalam Rokok

Tahukah anda apa isi dari sebatang rokok yang anda hisap? Rokok sebenarnya hanya batang dari campuran tembakau dibungkus kertas. Beberapa bahan dalam rokok termasuk zat beracun seperti:

  • Amonia (digunakan dalam pembersih lantai)
  • Arsenik (ditemukan pada racun tikus)
  • DDT (yang digunakan dalam insektisida)
  • Karbon monoksida (ditemukan pada asap knalpot mobil)
  • Kadmium (zat penyebab kanker, digunakan dalam baterai mobil)

 
TAR
Tar adalah residu hitam dan lengket yang digunakan untuk menutupi permukaan jalan. Ini menyumbat paru-paru dan menyebabkan kanker paru-paru. Ini mengandung banyak zat penyebab kanker seperti: 
  • Benzo(a)pyrene: ditemukan dalam emisi dari pabrik dan produk minyak bumi
  • B-napthylamine: digunakan dalam pembuatan pewarna, warna kondensasi dan karet
  • Cadmium: bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal dan otak, umumnya ditemukan di baterai mobil 
  • Nitrosamine: ditemukan dalam deterjen keras, biasanya digunakan degreaser mesin

Tembakau membunuh hampir 6 juta orang setiap tahun, di antaranya lebih dari 5 juta adalah prokok dan mantan perokok dan lebih dari 600 000 adalah non-perokok yang terkena perokok pasif. 
Jadi...apakah anda mau menghisap bahan-bahan tersebut? ingat sebagian besar bahan yang terdapat dalam sebatang rokok adalah racun yang akan merusak paru-paru anda serta organ lainnya.  Belum lagi dari segi finansial, coba kita hitung dengan asumsi satu bungkus rokok seharga Rp. 10.000,- dan sehari menghabiskan satu bungkus rokok:
Perbulan -->  30 X Rp. 10.000 = Rp. 300.000,-/bulan  
Pertahun --> 12 x Rp. 300.000,- = Rp. 3.600.000/tahun
Sebuah nominal yang cukup lumayan bukan? 
Coba kita mau mengalokasikan dana tersebut untuk kebutuhan yang lain, bukankah akan lebih baik dan lebih bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun keluarga anda. 
"Be Smart & Be Wise With Your Life"






  


Wednesday, October 12, 2011

Wasiat

Kadang orang mati lebih berharga dari orang hidup. Contohnya, kuburan ramai dikunjungi orang, baik yang berniat baik – untuk mengingat mati, atau yang berniat jelek – untuk pemujaan dan sebagainya. Di sisi lain, banyak perkataan – perkataan orang yang mati dijadikan dalil begini dan begitu. Lebih dekat lagi, kadang perkataan orang yang mau mati lebih didengar daripada biasanya. Dituruti apa maunya, setidaknya sebagai penghormatan, begitu logika orang yang hidup. Maka biar tidak kebablasan agama pun mengaturnya dengan apa yang disebut dengan wasiat.

Allah berfirman:
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqoroh 180 - 181)

Bagi yang mafhum, ayat di atas memang mansukh dengan ayat – ayat waris, namun ayat ini menunjukkan betapa wasiat menjadi hal yang penting dalam kehidupan ini. Kalau masalah harta sudah ada pakemnya dengan ayat waris, kalaupun mau wasiat tidak boleh lebih dari 1/3 harta. Tapi kalau wasiat berupa kata – kata bijak, tak ada batasannya berapa pun jumlahnya, kecuali jika menentang aturan Allah dan Rasul. Namun biasanya wasiat itu padat, singkat dan jelas. 


Ceritanya, dua hari menjelang ajal, seorang rekan kerja Tono, sebut saja begitu, memberinya ''wasiat'' mengenai hidup. Waktu itu, sehabis menjalani penyinaran pada paru-parunya akibat kanker stadium tiga, pria tersebut meminta Tono tidak buru-buru pulang. ''Temani aku dulu,'' pintanya.

Oke, Tono tak keberatan. Sahabat karib itu pun menyampaikan tugas-tugasnya yang belum kelar, dan agar Tono membantunya. Ia kontan berpikir: ''Jangan-jangan maut sudah dekat.'' Ada semacam peringatan akan datangnya kematian. Apalagi, secara fisik, tubuh pria itu tinggal kulit pembalut tulang, tidak segempal dulu.

Memang, pada umumnya, manusia tidak memahami tanda-tanda alam. Kurang waskita. Setelah kejadian, barulah mata terbelalak: ''Oh, pantas omongannya ngelantur.'' Benar saja. Dua hari setelah ''berwasiat'', laki-laki itu meninggal. Pesan akhir yang mudah diingat --tapi memberi makna dalam-- pada Tono adalah: ''Jalani hidup ini apa adanya.''

Rekan Tono itu tergolong pekerja tangguh. Semangatnya tak pernah surut. Siang-malam dia kerja, tanpa mengenal lelah. Segala potensi digali agar menjadi orang sukses. Dan, akhirnya sukses betul! Harta terkumpul. Rencananya, kelak, harta itu bisa untuk bekal hidup anak dan istrinya.

Ternyata, skenario Yang Di Atas lain lagi. Dana ratusan juta itu ludes untuk mengobati penyakitnya. Kata bijak sering mengingatkan; waktu muda habis untuk mengejar kekayaan, melupakan kesehatan. Saat tua, kesehatan menghabiskan waktu dan kekayaan yang dikumpulkan. Itulah bagian dari rahasia hidup, kalau mau merenung barang sejenak. ''Kita boleh merencanakan, akan tetapi Allah yang menentukan,'' ujar Tono, menyadari keterbatasannya sebagai manusia.

Setelah wasiat itu ia mengalami peristiwa yang sangat menyesakkan hati. ''Kalau saya tidak ingat wasiat itu, tidak kuat-kuat iman, bisa bunuh diri,'' ujarnya, terus terang. Rekan seprofesinya, yang duitnya US$ 3 juta amblas dari bursa saham, nekat menyudahi diri dengan cara berlari, lalu menabrak dinding kaca dari lantai 20. Tubuhnya kontan menghunjam ke bawah, remuk dan tewas seketika.

Tono memang bermain valas. Sehari dia bisa untung Rp 5 juta lebih. Rezeki mengalir bak sendang. Hanya dengan menyimak turun-naiknya harga saham, dan menguasai teknik investasi, ia bergelimang uang. Seolah kenikmatan hidup ada dalam genggamannya. Tak akan ke mana – mana. Dengan uang, apa saja bisa dibeli dan dikuasai.

Sampai pada suatu saat, hanya dalam hitungan 30 detik, ''Uang saya Rp 400 juta ludes,'' katanya. Nikmat itu hilang, dan berubah jadi penyesalan yang dalam. Juga kekalapan. Kalau saja trader itu ada di depan hidung, ''Pasti saya bunuh,'' ujarnya. Ia cenderung membenarkan diri sendiri, dan menyalahkan orang lain.

Menyesal, marah, jengkel, tumplek-blek jadi satu. ''Kulit ini seperti tidak terasa walau ditebas golok,'' katanya, menggambarkan kekalutannya. Otaknya kopong, linglung. Soalnya, ''Kalau saja saya menunda mengeksekusi satu menit saja, keuntungan yang saya peroleh Rp 1 milyar,'' katanya.

Tono memang bukan ''raja spekulan'' layaknya Goerge Soros. Ia juga bukan orang yang mampu menguasai diri untuk tak terhanyut dalam emosi pasar. Jake Bernstein dalam bukunya, Investor's Quotient, menulis: ''Keberhasilan seorang pemodal jangka panjang lebih dominan dipengaruhi oleh kemampuannya mengendalikan emosi ketimbang tentang investasi.''

Dua kisah hidup itu membuat Tono tergugah, dan seperti lahir kembali. Ia mampu keluar dari kegelapan. Kini, dia lebih peduli pada menabung amal kebajikan ketimbang memburu rezeki dan menumpuk harta. Sebab, rezeki itu urusan Yang Di Atas. Titik! Dengan begitu, hidup pun tidak lagi kemrungsung. Dia pasrah, Lillahi taala.

Rasulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya orang yang menjadikan dunia sebagai niatnya, Allah akan menjadikan kefakiran di depan matanya dan Allah akan cerai – beraikan kebutuhannya. Dan dunia tidak akan datang kepadanya, kecuali yang telah ditetapkan baginya. Dan barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya, Allah akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya, Allah akan mencukupi kebutuhannya dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk.” (Rowahu Ibnu Majah)

Dan, dengan ketenangannya itu, ia bisa menerima ''refleksi'' secara jelas. Persis air di kolam, yang jika tak terganggu, bayangan yang muncul menjadi jelas.
Ia buang pikiran-pikiran busuk, dan menggantinya dengan yang positif. Ia ingin jadi manusia spiritual yang alami, tanpa neko-neko, tanpa friksi. ''Saya berusaha menghindari bentrokan,'' katanya.

Memang, tanpa disadari, Tono telah melakukan penyucian pikiran. Ia membersihkan hati dari akhlak tercela.
Ia memandang sesuatu secara simpatik. Ia memperlakukan orang lain seperti diri sendiri. Di dunia yang tak sempurna ini, mencari sesuatu yang baik dan indah memang sulit. Ia tidak melihat sesuatu dari sisi itu.

Tono berusaha mengubah paradigma lama dengan cara melihat kebaikan dari seorang manusia terburuk di dunia. Di balik kekurangan dan kebusukannya, pasti ada sisi baiknya. Dan, cara pandang itu sudah dimulainya, setelah nyaris terseret menuju negeri tipuan.

Allah berfirman :
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang  membujuk.” (QS Ali Imron 185) 

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya diantara yang aku khawatirkan atas kalian adalah apa yang dianugerahkan kepada kalian berupa gemerlap dan perhiasan dunia.” (Rowahu Bukhari, Muslim)

Rasulullah SAW bersabda; “Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan menjaganya dari dunia seperti kalian menjaga orang sakit di antara kalian dari air.” (Rowahu ath-Thabrani dg sanad shahih)


Dan itu semua bermula dari sebuah wasiat.


Sumber :
faizunaladhmi@yahoo.com

Tuesday, July 19, 2011

Tips berbelok dengan benar untuk sepeda motor

BELOK - 1

Sering terjadi saat mobil (C) akan berbelok ke kiri, tiba-tiba muncul sepeda motor (A) dari sisi kiri atau sisi dalam belokan. Beruntung apabila mobil (C) melihat ada sepeda motor tersebut di sisi kirinya, jika tidak, maka motor (A) akan terjepit oleh mobil tersebut.
Mengapa bisa terjadi kecelakaan?
Pengemudi mobil (C) yang akan berbelok ke kiri, pertama-tama akan berkonsentrasi melihat ke arah kanan (1) melihat adanya mobil lain dari arah kanan (E), kemudian dia akan melihat mobil dari arah kiri (2) (D) untuk mulai berbelok ke kiri.




Saat seperti itu umumnya pengemudi mobil tidak terpikir untuk melihat sisi kiri mobil apakah aman atau tidak. Sekalipun melihat spion, umumnya posisi sepeda motor yang menyelip masuk tidak terlihat karena masuk dalam sudut BLIND SPOT (sudut tidak terlihat oleh kaca spion).

Pengendara motor (B) posisinya benar, dia berjalan di belakang mobil yang sedang berbelok, sehingga aman. Pengendara motor (B) pun harus melihat kondisi lalin dari arah kanan, dan mengatur jarak dengan mobil di depannya saat berbelok. 
 
 
 
BELOK - 2

Sering terjadi juga, saat mobil akan masuk jalur di seberangnya pada suatu pertigaan, sepeda motor yang ikut berbelok dengan arah yang sama mengambil ruang gerak belok mobil. Hal ini sangat berbahaya apabila si pengendara mobil tidak melihat dan menginjak rem saat sepeda motor itu memotong jalur beloknya.





 
Sebaiknya, pengendara motor menunggu mobil tersebut berbelok pada ruang geraknya dan tidak memotongnya.










BELOK - 3

Pada jalan yang tidak terlalu ramai, sering terjadi motor atau mobil berbelok dengan mengambil jalur arah berlawanan saat memasuki pertigaan atau tikungan.
Untuk itu mobil atau motor yang akan memasuki tikungan atau pertigaan, sempatkan untuk membunyikan klakson atau menyalakan beam (jika malam) agar pengendara lain tau akan ada mobil / motor yang keluar tikungan, sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan.




Sebaiknya tetaplah berjalan di jalur masing-masing. Bayangkan ada garis pembatas jalur (imajiner) yang tidak boleh kita langgar saat berbelok, juga perlu berhenti, sebelum berbelok apabila ada kendaraan lain dari arah berlawanan yang akan lurus (C), sehingga aman.









 
BELOK - 4

Kecelakaan antar sesama sepeda motor sering terjadi saat memasuki suatu tikungan. Ketika salah satu pengendara motor menyusul memasuki tikungan dan mengambil jalur belok sepeda motor di belakangnya, sehingga apabila pengendara yang dibelakang tidak sigap, akan terjadi kecelakaan.









Sebaiknya tetaplah berbelok di jalurnya, bayangkan garis belokan yang akan kita lalui maupun yang akan dilalui oleh pengendara di dekat kita, sehingga kita tidak mengambil atau menyerobot jalur beloknya.
                

Monday, May 30, 2011

Doa untuk sekeranjang tempe

Seorang Ibu tua yang hidup sebatang kara menekuni profesinya sebagai penjual tempe. Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lakukan dan tekuni sebagai penyambung hidup selain berjualan tempe. Meski demikian, tak pernah lahir satu pun keluhan dari bibirnya. Ia jalani hidup dengan riang dan apa adanya. "Jika tempe ini yang nanti mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya. .." demikian dia selalu memaknai hidupnya.

Suatu pagi, setelah salat subuh, dia pun berkemas. Mengambil keranjang bambu tempat tempe, dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe yang dia letakkan di atas meja panjang. Tapi, deg! dadanya gemuruh. Tempe yang akan dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang, sebagian berderai, belum disatukan ikatan- ikatan putih kapas dari peragian. Tempe itu masih harus menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini pasti dia tidak akan mendapatkan uang untuk makan, dan modal membeli kedelai, yang akan dia olah kembali menjadi tempe .

Di tengah keputus-asaan tersebut, terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika meminta kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di tengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa. "Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe . Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku..."

Dalam hati, dia yakin, Allah akan mengabulkan doanya. Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe. Dia rasakan hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung.

Dadanya gemuruh. Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe . Dan... dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacangnya belum semua menyatu oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum, dia berdiri. Dia yakin, Allah pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi. Dia yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah seperti dia. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam keranjang, dia berdoa lagi. "Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu. Engkau Maha Tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe . Karena itu ya Allah, jadikanlah. Bantulah aku, kabulkanlah doaku..."
Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun pembungkus tempe . Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia intip dari daun itu, dan... belum jadi. Kacang itu belum sepenuhnya memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang tersebut. "Keajaiban Tuhan akan datang... pasti," yakinnya. Dia pun berjalan ke pasar. Di sepanjang perjalanan itu, dia yakin, "tangan" Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe-tempenya. Berkali-kali dia dia memanjatkan doa... berkali-kali dia yakinkan diri, Allah pasti mengabulkan doanya. Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan keranjang-keranjang itu. "Pasti sekarang telah jadi tempe !" batinnya.

Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan-pelan. Dan... dia terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti ketika pertama kali dia buka di dapur tadi. Kecewa, air mata menitiki keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan? Kenapa tempe ini tidak jadi? Kenapa Tuhan begitu tidak adil? Apakah Dia ingin aku menderita? Apa salahku? Demikian batinnya berkecamuk.

Dengan lemas, dia gelar tempe-tempe setengah jadi itu di atas plastik yang telah dia sediakan. Tangannya lemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli tempenya itu. Dan dia tiba-tiba merasa lapar...merasa sendirian. Tuhan telah meninggalkan aku, batinnya. Air matanya kian menitik. Terbayang esok dia tak dapat berjualan... esok dia pun tak akan dapat makan. Dilihatnya kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan "teman-temannya" sesama penjual tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas. Dianggukinya mereka yang pamit, karena tempenya telah laku. Kesedihannya mulai memuncak. Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini. Tak pernah tempenya tak jadi. Tangisnya kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat...

Di tengah kesedihan itu, sebuah tepukan menyinggahi pundaknya. Dia memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum, memandangnya. "Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi? Capek saya sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya??"
Penjual tempe itu bengong. Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat. Tanpa menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menadahkan tangan. "Ya Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan doaku yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe ..."
Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi. "jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe ..."
"Bagaimana Bu? Apa ibu menjual tempe setengah jadi?" tanya perempuan itu lagi.
Kepanikan melandanya lagi. "Duh Gusti... bagaimana ini? Tolonglah ya Allah, jangan jadikan tempe ya?" ucapnya berkali-kali. Dan dengan gemetar, dia buka pelan-pelan daun pembungkus tempe itu. Dan apa yang dia lihat??
Di balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi! "Alhamdulillah! " pekiknya, tanpa sadar. Segera dia angsurkan tempe itu kepada si pembeli. Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. "Kok Ibu aneh ya, mencari tempe kok yang belum jadi?"
"Oohh, bukan begitu, Bu. Anak saya, si Sulhanuddin, yang kuliah S2 di Australia ingin sekali makan tempe, asli buatan sini. Nah, agar bisa sampai sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi,saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Ohh ya, jadi semuanya berapa, Bu?"

Kawan, ini kisah yang biasa bukan? Dalam kehidupan sehari-hari, kita acap berdoa, dan "memaksa" Allah memberikan apa yang menurut kita paling cocok untuk kita. Dan jika doa kita tidak dikabulkan, kita merasa diabaikan, merasa kecewa. Padahal, Allah paling tahu apa yang paling cocok untuk kita. Bahwa semua rencananya adalah sempurna.
Kisah sederhana ini semoga bermanfaat, karena seringkali kita pun mengalami hal yg serupa. Banyak hal yang belum kita pahami di balik semua skenario yang Allah SWT takdirkan, apalagi untuk mengerti firmanNya yang indah ini:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (QS. Al Baqarah 216)

Maaf bagi yg sudah membaca.
salam,
pf

Sumber : faizunaladhmi@yahoo.com

Monday, April 4, 2011

Hati-hati terhadap email penipuan dari Tities Masayu

Hari ini saya mendapatkan kiriman email dari Timur Tengah yang mengaku bernama Tities Masayu . Setelah ditelusuri ternyata merupakan scam atau email penipuan. Berikut kutipan dari email tersebut :
............................................................................................
From: Tities Masayu
To: "mastitie@rediffmail.com"
Sent: Sun, April 3, 2011 7:34:30 PM
Subject: CEPAT email saya


Salam perkenalan dari saudaramu di Negara Mesir.
Alhamdulillah, Allah menjaga saya di negara ini sampai saat ini.
Nama saya Tities Roro Massayu. Dari Indonesia ke Mesir. Orang tua saya dipanggil saat bus tumpangan mereka terguling. Saya anak satu-satunya. Saya berangkat tanpa berpikir panjang walaupun hanya dijadikan pembantu rumah tangga. Alhamdulillah, saya tiba di Mesir tanpa halangan dengan TKW Indonesia lainnya. Tapi, agen kami menahan passport kami lalu kabur.
Allah terus menguji.
Saya bekerja di sebuah keluarga dan bertemu dengan lelaki yang adalah teman baik majikan saya. Dia selalu memberikan saya uang ketika mengunjungi rumah kerja saya. Ternyata dia adalah seorang politikus besar di sini. Dia menaruh hati kepada saya dan ingin saya menjadi istri keduanya.
Rencana kami tahun ini 2011 bulan desember, kami akan ke Indonesia untuk investasi dan memulai hidup baru dengan uangnya yang disimpan di Security Company di luar Mesir. Uang US$2,500,000.00 ini disimpan di kotak di Security Company di luar Mesir. Calon suami saya terbunuh di protest jalanan di cairo. Saya dan pengacara terpercaya almarhum sudah membicarakan semua tentang pemindahan dana ini.
Sekarang saya harus menemukan seorang ahli waris untuk memindahkan uang ini ke Indonesia dengan bantuan pengacara almarhum SEBELUM ISTRI PERTAMA MEMBUNUH SAYA. Saya mencari orang yang dipercaya untuk membantu investasi dan memulai sukses bersama.
Saya tidak mau berada di tengah kekadaan tidak stabil ini. Semua persiapan sudah selesai oleh pengacara almarhum dan Direktur Security Company mengerti keadaan saya. Direktur juga siap memastikan pemindahan kotak ini ke Indonesia berhasil.
Penawaran bisnis ini 100% bebas resiko
CEPAT email saya di
titeayu@hotmail.com
Allah tahu gusarnya saya.
Wa alaikum assalam wa rahmatu Allah wa barakatuh
Tities Masayu
................................................................................................
Jadi berhati-hatilah terhadap email-email sejenis karena kebanyakan hanya scam dan akhirnya meminta uang yang ditransfer ke rekening pelaku dengan dalih untuk digunakan sebagai biaya admin atau lainnya sebagai syarat untuk pencairan dana tersebut. Jikalau pun benar kemungkinan besar adalah proses money laundring...
"Waspadalah...Waspadalah!"


Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.